Membedah Hakikat Diri dan Lingkungan dalam Perkembangan Manusia

Dalam ranah ilmu psikologi, sosiologi, dan bahkan biologi, salah satu perdebatan paling fundamental yang tak lekang oleh waktu adalah mengenai sejauh mana sifat-sifat dan perilaku manusia dibentuk oleh faktor bawaan (nature) versus faktor lingkungan (nurture). Di Indonesia, perbincangan ini mungkin seringkali muncul dalam diskusi sehari-hari tentang “bakat alami” versus “didikan”, tanpa pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas di baliknya. Konsep nature adalah inti dari perdebatan ini, merujuk pada segala sesuatu yang kita warisi secara genetik dan biologis.
Pahami Konsep Nature
Nature secara harfiah berarti segala sesuatu yang diwarisi secara genetik atau biologis. Ini mencakup cetak biru genetik yang menentukan karakteristik fisik seperti warna mata, tinggi badan, kerentanan terhadap penyakit tertentu, serta predisposisi temperamen atau kecerdasan.
Dalam konteks psikologi perkembangan, konsep nature adalah mencakup:
Genetika: DNA yang diwariskan dari orang tua, membawa instruksi untuk pembentukan semua aspek tubuh dan otak kita. Kecenderungan Biologis: Predisposisi bawaan terhadap perilaku tertentu (misalnya, tingkat energi, ambang stres). Perkembangan Otak: Struktur dan fungsi otak yang secara fundamental dipengaruhi oleh genetika sejak lahir. Temperamen: Pola respons emosional dan perilaku yang konsisten sejak usia dini, yang sering dianggap memiliki dasar biologis.
Perbedaan Nature dan Nurture
Perdebatan “nature versus nurture” adalah salah satu yang paling sering dibahas dalam ilmu perilaku. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk mengurai kompleksitas perkembangan manusia. perbandingan mendalam antara nature dan nurture:
Nature:
Asal: Genetik, biologis, bawaan sejak lahir.
Contoh Pengaruh: Warna mata, tinggi badan, golongan darah, kecerdasan umum (predisposisi), temperamen dasar (misalnya, mudah cemas atau tenang), kerentanan genetik terhadap penyakit. Bersifat: Potensi atau kecenderungan bawaan.
Nurture:
Asal: Lingkungan, pengalaman, pembelajaran, interaksi sosial.
Pola asuh, pendidikan, budaya, status sosial-ekonomi, teman sebaya, media, nutrisi, dan pengalaman hidup (trauma, kesuksesan) adalah semua faktor yang berpengaruh.
Nurture artinya adalah “mengasuh”, “mendidik”, atau “memelihara”.
Contoh Pengaruh: Keterampilan berbahasa (belajar bahasa ibu), nilai-nilai moral, kebiasaan makan, tingkat pendidikan, keterampilan sosial, trauma psikologis, preferensi musik, minat dan hobi, kecerdasan emosional.
Bersifat: Pembentukan dan aktualisasi potensi. Misalnya, seorang anak mungkin memiliki predisposisi genetik (nature) untuk cerdas (IQ tinggi), tetapi jika ia tumbuh di lingkungan dengan gizi buruk dan kurangnya stimulasi pendidikan (nurture), potensi kecerdasannya mungkin tidak akan teraktualisasi secara maksimal. Sebaliknya, seorang anak dengan kecerdasan rata-rata yang mendapatkan stimulasi pendidikan optimal dan dukungan keluarga yang kuat bisa unggul dalam studi mereka.
Menurut model interaksionis kontemporer, individu dibentuk bukan oleh “nature versus nurture”, tetapi oleh “nature melalui nurture” atau “nature dan nurture”. Meskipun gen memberikan blueprint, lingkungan menciptakan dan mengubah struktur. Cabang ilmu baru yang disebut epigenetika menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan dapat “menyalakan” atau “mematikan” gen tertentu, memperkuat gagasan tentang interaksi yang selalu berubah ini.
Manfaat Menyeimbangkan Nature dan Nurture
Memahami dan menyeimbangkan konsep nature dan nurture memiliki manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan, baik untuk individu maupun masyarakat. Pendidikan dan Pembelajaran:
Mengoptimalkan Potensi: Mengenali bakat bawaan (nature) seorang anak memungkinkan orang tua dan pendidik untuk memberikan lingkungan (nurture) yang tepat untuk mengembangkan bakat tersebut. Misalnya, anak dengan predisposisi artistik akan berkembang pesat dengan kelas seni dan paparan ke galeri.
Mengatasi Tantangan: Memahami bahwa beberapa kesulitan belajar mungkin memiliki dasar genetik (nature) dapat mengarahkan pada intervensi dan metode pengajaran yang lebih spesifik dan efektif, bukan hanya menyalahkan lingkungan atau kemauan anak.
Pengembangan Diri dan Karir: Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan: Menyadari kecenderungan bawaan (misalnya, lebih cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan detail atau interaksi sosial) dapat membantu dalam pemilihan karir yang selaras dengan diri.
Meningkatkan Fleksibilitas: Meskipun ada batasan genetik, kita dapat menggunakan nurture (belajar, berlatih, mengubah kebiasaan) untuk mengembangkan keterampilan atau mengatasi kelemahan yang tidak sesuai dengan nature bawaan kita.
Kesehatan Mental dan Kesejahteraan:
Pendekatan Holistik: Banyak kondisi kesehatan mental memiliki komponen genetik (nature) tetapi juga dipicu atau diperparah oleh pengalaman hidup (nurture). Pemahaman ini memungkinkan pendekatan terapi yang lebih holistik, menggabungkan pengobatan dan intervensi lingkungan/terapi.
Pola Asuh dan Parenting:
Pola Asuh Responsif: Orang tua dapat lebih responsif terhadap temperamen unik anak mereka (nature) dan menyesuaikan gaya pengasuhan (nurture) mereka agar lebih efektif.
Membangun Lingkungan Optimal: Memahami pentingnya nurture mendorong orang tua untuk menciptakan lingkungan rumah yang kaya stimulasi, aman, dan mendukung perkembangan emosional dan kognitif anak.
Jika Anda merasa kesulitan dalam memahami mengapa Anda memiliki kecenderungan atau pola perilaku tertentu, atau jika Anda ingin mengembangkan potensi diri secara lebih efektif, coba konsultasi buat mengembangkan potensi diri lebih baik lagi dengan profesional seperti:
Psikolog atau Konselor: Mereka dapat membantu Anda memahami temperamen bawaan Anda, pola pikir yang terbentuk dari pengalaman hidup, serta bagaimana keduanya berinteraksi. Mereka dapat memberikan strategi untuk mengatasi hambatan psikologis atau mengembangkan keterampilan baru.
Pelatih Karir (Career Coach): Jika Anda mencari jalur karir yang selaras dengan bakat alami Anda (nature) dan pengalaman yang telah Anda kumpulkan (nurture), seorang career coach dapat membantu Anda mengidentifikasi kekuatan, minat, dan peluang yang sesuai.
Spesialis Perkembangan Anak: Bagi orang tua yang ingin memahami dan mendukung perkembangan anak mereka, konsultasi dengan spesialis dapat membantu mengidentifikasi kecenderungan bawaan anak dan memberikan panduan tentang lingkungan nurture terbaik.
Ahli Genetika atau Konselor Genetik: Dalam kasus-kasus tertentu, terutama terkait dengan predisposisi penyakit atau kondisi tertentu, konsultasi genetik dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang aspek nature dan risiko yang mungkin ada.
Konsultasi profesional dapat menawarkan perspektif objektif dan alat yang teruji untuk membantu Anda:
Mengidentifikasi bakat tersembunyi.
Mengembangkan strategi belajar yang efektif.
Membangun resiliensi.
Mengelola stres dan emosi.
Mencari bantuan ini bukan tanda kelemahan, melainkan investasi cerdas dalam pertumbuhan pribadi Anda.
Referensi
Bandura, A. (2010). Worth Publishers. (Meskipun lebih tua, karya Bandura tentang teori belajar sosial sangat relevan dengan nurture).
Penulis : Elina Pebriyanti.



