Pengertian, Ciri-ciri dan Faktor Radikalisme

Apa Itu Radikalisme?
Istilah radikalisme sering mencuat dalam wacana sosial, politik, hingga keagamaan di Indonesia. Namun sebelum mengupas lebih dalam mengenai dampaknya, penting terlebih dahulu memahami apa itu radikalisme secara konseptual.
Dalam pengertiannya, radikal adalah suatu sikap atau pandangan yang ingin melakukan perubahan dari dasar, bahkan hingga akar sistem yang dianggap keliru. Sementara radikalisme adalah ideologi yang mendorong transformasi menyeluruh terhadap tatanan yang ada, sering kali melalui metode ekstrem.
Pada konteks modern, radikalisme kerap diasosiasikan dengan intoleransi, fanatisme, dan penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan ideologis. Meski tidak semua bentuk radikalisme bersifat destruktif, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keberadaannya bisa mengancam stabilitas dan harmoni sosial.
Radikalisme di Indonesia
Indonesia sebagai negara pluralistik memiliki dinamika sosial yang kompleks, menjadikannya rentan terhadap masuknya paham radikal. Sejak zaman penjajahan hingga era reformasi, berbagai kelompok dan individu telah menunjukkan sikap radikal dalam bentuk yang beragam.
Wujud radikalisme di Indonesia meliputi:
- Radikalisme politik, dengan agenda menggulingkan sistem pemerintahan yang sah.
- Radikalisme sosial, termasuk perilaku diskriminatif dan intoleransi terhadap perbedaan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di ruang publik, tetapi juga telah menyusup ke dalam institusi pendidikan, media daring, bahkan lingkungan keluarga.
Ciri-ciri Radikalisme
Agar mampu mencegah penyebaran paham radikal, penting untuk mengenali karakteristik umum dari radikalisme. Berikut adalah tanda-tanda utama yang biasanya melekat pada paham ini:
- Penolakan terhadap pluralisme dan perbedaan pandangan.
- Keengganan untuk berdialog atau berkompromi.
- Menganggap sistem pemerintahan atau hukum saat ini sebagai tidak sah.
Ciri-ciri tersebut perlu dikenali oleh masyarakat umum, khususnya oleh pendidik, orang tua, dan tokoh agama, untuk membendung penyebarannya.
Pengertian Radikalisme
Berbagai ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai pengertian radikalisme, tergantung pada sudut pandang dan bidang keilmuan masing-masing:
- Qodir (2016) menyatakan bahwa radikalisme adalah suatu sikap yang ingin melakukan perubahan secara radikal dan cepat, sering kali dengan metode yang bertentangan dengan nilai demokrasi.
- Menurut Muhtadi (2017), radikal adalah orang yang bersikukuh pada suatu pemahaman tertentu dan menolak pandangan yang berbeda secara ekstrem.
- Dalam pandangan Wahid (2015), radikalisme lahir dari interpretasi teks-teks agama atau ideologi yang tidak kontekstual dan cenderung memisahkan diri dari komunitas umum.
Kesimpulannya, radikalisme tidak hanya soal pemikiran, tetapi juga mencakup cara penyampaiannya yang sering kali tidak toleran dan mengancam kohesi sosial.
Sejarah Radikalisme di Indonesia
Perjalanan radikalisme di Indonesia sudah dimulai sejak masa kolonial dan terus berkembang seiring perubahan politik dan sosial yang terjadi di tanah air.
Perkembangan radikalisme dalam sejarah Indonesia:
- Masa Kolonial
- Munculnya organisasi dengan semangat revolusioner seperti Sarekat Islam Merah dan PKI.
- Era Orde Lama dan Orde Baru
- Penindasan terhadap kelompok kiri oleh rezim Orde Baru yang dicap radikal.
- Era Reformasi
- Ruang kebebasan pasca 1998 dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk menyebarkan ajaran ekstrem.
- Aksi terorisme seperti bom Bali dan bom Surabaya menjadi puncak manifestasi kekerasan dari paham radikal.
Faktor yang Mempengaruhi Kemunculan Radikalisme
Radikalisme tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi dipicu oleh berbagai kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis yang saling terkait.
Faktor utama yang mendorong radikalisme:
- Ketimpangan ekonomi
- Rasa frustrasi akibat kemiskinan atau pengangguran bisa dimanfaatkan oleh kelompok radikal.
- Minimnya pendidikan yang holistik
- Sistem pendidikan yang kurang mengajarkan toleransi dan berpikir kritis mudah melahirkan sikap ekstrem.
- Ketidakadilan sosial dan hukum
- Masyarakat yang merasa termarjinalkan akan lebih mudah terprovokasi untuk melawan sistem.
- Doktrin ideologi tertutup
- Pemahaman agama atau politik secara sempit yang mengklaim kebenaran tunggal.
- Pengaruh lingkungan
- Interaksi dengan kelompok radikal, baik secara langsung maupun digital, meningkatkan risiko terpapar ideologi ini.
Mengidentifikasi faktor-faktor tersebut menjadi kunci dalam perumusan strategi pencegahan yang efektif.
Contoh Radikalisme di Indonesia
Beberapa peristiwa mencerminkan bahaya nyata dari radikalisme yang telah menimbulkan kerugian besar bagi bangsa:
Contoh konkret radikalisme di Indonesia:
- Peristiwa Bom Bali (2002)
Serangan besar pertama yang menunjukkan kekuatan kelompok teroris berbasis ideologi radikal. - Serangan di Hotel JW Marriott (2009)
Aksi bunuh diri yang dilakukan untuk menyebarkan teror kepada masyarakat internasional. - Serangan Gereja Surabaya (2018)
Diperparah dengan pelibatan anak-anak, yang memperlihatkan seberapa ekstrem ideologi dapat membutakan nurani. - Radikalisme digital
- Infiltrasi ke institusi pendidikan
- Ditemukannya oknum dosen dan mahasiswa yang mulai menyebarkan doktrin intoleran.
Cara Menangkal Radikalisme
Upaya menangkal radikalisme membutuhkan kerja kolektif dari seluruh elemen bangsa, tidak cukup hanya dengan pendekatan keamanan.
Strategi pencegahan radikalisme:
- Pendidikan nilai dan toleransi
- Keterlibatan keluarga
- Orang tua harus membangun komunikasi yang terbuka dengan anak serta mengawasi aktivitas daring mereka.
- Penguatan literasi digital
- Masyarakat perlu dibekali keterampilan untuk memilah informasi dan menangkal hoaks.
- Penegakan hukum secara adil
- Pemerintah harus memberikan sanksi tegas bagi pelaku radikalisme tanpa diskriminasi.
- Deradikalisasi terintegrasi
- Kampanye keagamaan moderat
- Peran tokoh agama dalam menyampaikan ajaran yang damai sangat penting dalam membendung ekstremisme.
Kesimpulan
Radikalisme merupakan tantangan serius bagi negara demokratis seperti Indonesia. Dengan memahami pengertian radikalisme, ciri-cirinya, sejarah kemunculannya, dan faktor-faktor penyebabnya, kita dapat menyusun langkah-langkah preventif yang lebih strategis.
Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, serta pemuka agama untuk menciptakan lingkungan sosial yang bebas dari pengaruh radikal. Melalui pendekatan pendidikan, hukum, dan budaya, diharapkan masyarakat Indonesia semakin tahan terhadap infiltrasi ideologi ekstrem.
Daftar Pustaka
- Muhtadi, M. (2017). Radikalisme Agama dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Qodir, Z. (2016). Gerakan Islam Radikal di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Wahid, M. (2015). Moderasi Islam: Menangkal Radikalisme dan Terorisme. Jakarta: Prenadamedia Group.
- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). (2021). Laporan Tahunan Pencegahan Terorisme dan Radikalisme. Jakarta: BNPT.
- Wibowo, A. (2020). Pendidikan Anti-Radikalisme di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Penulis: Sidiq ABdul Rahman



