Mengapa Hewan Memiliki Ekor?
Ada banyak alasan mengapa banyak hewan memiliki ekor. Salah satu jawabannya adalah bahwa sejenis ekor telah membantu berbagai jenis hewan—baik serangga, ikan, kadal, mamalia, dan lain-lain—bertahan hidup cukup lama hingga berhasil bereproduksi. Menganggap seleksi alam sebagai jawabannya mungkin tampak mudah ditebak, namun hal ini benar adanya.
Ekor memiliki tujuan berbeda untuk kelompok hewan berbeda, dan hewan berekor telah mengembangkan struktur dan perilaku untuk memaksimalkan bagian tubuhnya ini. Misalnya, ekor serangga berfungsi sebagai penyengat, penyalur senjata kimia, penyimpan telur, cambuk, dan penstabil penerbangan, dan banyak kegunaan lainnya. Pada vertebrata, ekor dirancang terutama untuk pergerakan dan keseimbangan. Misalnya, ekor ikan dan buaya yang bergerak maju mundur mendorong hewan tersebut maju ke depan di dalam air. Ekor juga berfungsi sebagai penyimpan energi dan bagian yang dapat dibuang: kadal dan banyak spesies kadal lainnya dapat dengan sukarela melepaskan ekornya saat predator menggigitnya, dan kemudian mereka dapat meregenerasi ekornya. Dinosaurus sauropoda terbesar (yaitu yang berjalan dengan empat kaki) memiliki ekor yang panjang untuk menyeimbangkan berat lehernya yang panjang. Ekor burung bekerja sama dengan sayapnya untuk membantu burung tersebut agar tidak jatuh dari langit, dan bulu ekor berwarna-warni dari cendrawasih jantan, kalkun, merak, dan lainnya membantu menarik perhatian betina. Beberapa mamalia, seperti tupai dan beberapa monyet, menggunakan ekornya sebagai anggota tubuh untuk bermanuver melewati pepohonan.