Geografi & Perjalanan

Mengungkap Jembatan Adam: Tautan Daratan yang Hilang Antara India dan Sri Lanka

Jembatan Adam Dari Luar Angkasa

Citra satelit ini menunjukkan Jembatan Adam, rangkaian alami beting batu kapur, membentang sepanjang 48 km antara Pulau Rameswaram di India dan Pulau Mannar di Sri Lanka. Kredit: Berisi information Copernicus Sentinel yang dimodifikasi (2024), diproses oleh ESA

Jembatan Adam menghubungkan India dan Sri Lanka melalui serangkaian beting batu kapur yang membentang dari Pulau Rameswaram hingga Pulau Mannar. Dulunya merupakan jembatan darat yang kokoh, jembatan ini telah terkikis seiring berjalannya waktu namun tetap mendukung kekayaan keanekaragaman hayati dan menyediakan habitat penting bagi hewan laut dan burung. jenis.

Citra satelit Copernicus Sentinel-2 ini menunjukkan Jembatan Adam, rangkaian beting yang menghubungkan India dan Sri Lanka.

Jembatan Adam membentang sepanjang 48 km (30 mil) antara Pulau Rameswaram, di lepas pantai tenggara India, dan Pulau Mannar, di lepas pantai barat laut Sri Lanka. Jembatan ini memisahkan Teluk Mannar (selatan), pintu masuk Samudera Hindia, dari Selat Palk (utara), pintu masuk Teluk Benggala.

Wawasan Geologi dan Signifikansi Sejarah

Ada banyak teori tentang bagaimana jembatan itu terbentuk. Namun, bukti geologis menunjukkan bahwa kumpulan batu kapur ini adalah sisa-sisa daratan yang pernah menghubungkan India dan Sri Lanka. Menurut catatan, jembatan alami ini dapat dilalui hingga abad ke-15, setelah itu jembatan tersebut perlahan-lahan terkikis oleh badai selama bertahun-tahun.

Beberapa gumuk pasirnya kering dan, seperti yang terlihat dari warna airnya yang terang, laut di sini sangat dangkal, hanya sedalam 1–10 m (1-33 kaki).

Jembatan Adam NASA

Jembatan Adam seperti yang terlihat antara India dan Sri Lanka, dari House Shuttle Endeavour selama STS-59. Kredit: NASA

Koneksi dan Aksesibilitas

Pulau Mannar mencakup luas sekitar 130 km persegi (50 mil persegi) dan terhubung ke daratan Sri Lanka melalui jembatan jalan raya dan jembatan kereta api, keduanya terlihat di ujung selatan pulau.

Di seberang Jembatan Adam, Pulau Rameswaram, juga dikenal sebagai Pulau Pamban, dapat diakses dari daratan India melalui Jembatan Pamban sepanjang 2 km (1,2 mil). Dua kota utama di pulau ini adalah Pamban, di tepi barat, dan Rameswaram, sekitar 10 km sebelah timur Pamban.

Kepentingan Ekologis

Kedua bagian Jembatan Adam merupakan bagian dari taman nasional yang dilindungi di negaranya masing-masing. Bukit pasir berfungsi sebagai tempat berkembang biak burung seperti brown noddy, sementara banyak spesies ikan dan lamun tumbuh subur di perairan dangkal. Biota laut di sekitar Jembatan Adam antara lain lumba-lumba, duyung, dan penyu.

Ikhtisar Jembatan Adam

Jembatan Adam, juga dikenal sebagai Rama Setu, adalah rangkaian beting batu kapur alami yang terletak di antara Pulau Pamban, juga dikenal sebagai Pulau Rameswaram, di lepas pantai tenggara Tamil Nadu, India, dan Pulau Mannar, di lepas pantai barat laut Sri Lanka. Bukti geologis menunjukkan bahwa jembatan ini merupakan bekas penghubung darat antara India dan Sri Lanka.

Jembatan ini memiliki panjang sekitar 50 kilometer (30 mil) dan lebarnya bervariasi. Itu tenggelam di bawah perairan dangkal, yang kedalamannya bervariasi. Menurut citra satelit, struktur jembatan ini menyerupai rangkaian gundukan pasir dan pulau-pulau kecil di sepanjang jembatan, dihubungkan oleh punggung bukit yang dangkal.

Menurut mitologi Hindu, Jembatan Adam dibangun oleh pasukan vanara (monyet) Dewa Rama, pahlawan epik Ramayana, untuk mencapai Lanka dan menyelamatkan istrinya Sita dari raja iblis Rahwana. Asosiasi mistis ini menjadikannya kawasan yang memiliki makna sejarah dan keagamaan.

Belakangan ini, Jembatan Adam mendapat perhatian karena adanya usulan pengerukan sebagiannya untuk Proyek Kanal Pelayaran Sethusamudram, yang bertujuan untuk menciptakan rute pelayaran di sekitar Semenanjung India. Namun, proyek ini mendapat tentangan dari para pemerhati lingkungan dan beberapa kelompok agama yang memandang jembatan tersebut sebagai situs suci.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button