Geografi & Perjalanan

Atap Putih Menjadi Salah: Strategi Adaptasi Iklim yang Sederhana Bisa Menjadi Bumerang

Atap Bermuda Putih
Mengecat atap dengan warna putih untuk memantulkan sinar matahari dapat mendinginkan beberapa lingkungan dan merugikan lingkungan lainnya. Kredit: Acroterion/Wikimedia Commons, CC BY-SA 3.0

Pantulan sinar matahari dapat melindungi suatu lingkungan dari suhu yang sangat panas, namun lingkungan di sekitarnya dapat terkena dampaknya.

Strategi adaptasi iklim yang dirancang untuk mendinginkan kota secara tidak sengaja dapat membuat daerah sekitarnya menjadi lebih panas, menurut studi pemodelan baru yang dilakukan oleh Yu Cheng dan Kaighin McColl.

Strategi ini, yang dikenal sebagai pengelolaan radiasi lahan (LRM), melibatkan teknik seperti mengecat atap dan trotoar dengan warna putih untuk memantulkan sinar matahari dan mengurangi penyerapan panas. Meskipun hal ini secara efektif menurunkan suhu di dalam zona LRM, hal ini juga mengganggu pola cuaca, mengurangi curah hujan baik di dalam maupun di luar zona.

Konsekuensi yang Tidak Diinginkan terhadap Iklim Lokal

Hal ini menimbulkan tantangan bagi daerah sekitarnya. Curah hujan membuat tanah tetap lembab, dan saat kelembapan menguap, udara di sekitarnya menjadi dingin. Ketika curah hujan berkurang, penguapan yang terjadi berkurang, sehingga menyebabkan suhu lebih tinggi. Di dalam zona LRM, efek pendinginan dari pantulan sinar matahari melebihi pemanasan yang disebabkan oleh berkurangnya kelembapan tanah. Namun, daerah sekitarnya tidak mendapatkan manfaat dari pendinginan reflektif namun masih mengalami pemanasan akibat curah hujan yang lebih rendah. Akibatnya, area sekitar menjadi lebih panas—dan efek pemanasannya sekitar 1–4 kali lebih besar dibandingkan efek pendinginan di zona LRM.

Jika LRM digunakan di wilayah berpendapatan tinggi yang berbatasan dengan wilayah berpendapatan rendah, teknik ini dapat memperburuk ketidakadilan iklim, para peneliti memperingatkan.

Skala dan Efektivitas LRM

Namun jika diterapkan dalam skala yang tepat, LRM mungkin masih bermanfaat. Ketika digunakan di area yang luasnya kurang dari 1 kilometer, LRM tidak akan mempengaruhi curah hujan dan menyebabkan pemanasan yang tidak diinginkan, para penulis berspekulasi. Dan jika teknik ini digunakan di wilayah yang lebarnya lebih dari 10 kilometer (6 mil), hal ini mungkin akan mengakibatkan lebih banyak wilayah yang mengalami pendinginan dibandingkan pemanasan, sehingga berpotensi menjadikan pertukaran ini bermanfaat.

Referensi: “Pemanasan Tak Terduga Dari Pengelolaan Radiasi Tanah” oleh Yu Cheng dan Kaighin A. McColl, 19 November 2024, Surat Penelitian Geofisika.
DOI: 10.1029/2024GL112433

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.