Sains & Teknologi

Apa yang Terjadi pada Dinosaurus?

Suatu hari 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid seukuran gunung menghantam dekat Semenanjung Yucatán dengan kekuatan ledakan yang setara dengan 100 triliun ton TNT. Dalam sekejap bencana itu, kekuasaan dinosaurus selama 165 juta tahun pun berakhir.

Teori asteroid tentang kematian dinosaurus pertama kali dikemukakan pada tahun 1980. Lebih dari satu dekade kemudian, identifikasi Kawah Chicxulub di Teluk Meksiko menentukan di mana dan kapan.

(Baca esai Britannica karya EO Wilson tentang kepunahan massal.)

Dengan menggunakan kalkulator dampak yang dikembangkan oleh ahli geofisika dari Universitas Purdue dan Imperial Faculty London, para peneliti memperoleh gambaran yang cukup bagus tentang apa yang terjadi pada saat dampak dan segera setelahnya—apa yang dikenal sebagai peristiwa kepunahan Ok-Pg (Cretaceous-Paleogene). Asteroid tersebut menghantam Bumi dengan kecepatan 40.000 mil (64.000 kilometer) per jam, menciptakan kawah dengan lebar lebih dari 115 mil dan langsung menguapkan ribuan mil kubik batuan. Makhluk apa pun yang cukup dekat untuk menyaksikan serangan tersebut akan segera dibakar, bersama dengan semua pohon dan semak belukar. Di wilayah pesisir, dampaknya memicu tsunami setinggi 1.000 kaki (305 meter) serta gempa bumi yang lebih dahsyat daripada yang pernah dialami manusia trendy.

Namun kehancuran baru saja dimulai. Beberapa menit setelah dampak awal, puing-puing panas mulai berjatuhan, menutupi tanah dengan abu dan tanah yang mematikan. Di sekitar zona tumbukan, tanah kemungkinan besar tertutup puing-puing batu setinggi ratusan kaki. Kurang dari satu jam setelah tabrakan, angin kencang bertiup melintasi wilayah tersebut, merobohkan apa pun yang masih berdiri.

Kemudian abu, asap, dan puing-puing di atmosfer menyebar ke seluruh planet, mengubah siang hari menjadi senja yang berlangsung selama berbulan-bulan dan mungkin bertahun-tahun. Suhu turun dan makanan menjadi semakin langka. Seluruh ekosistem runtuh. Ketika bencana ini berakhir, antara 75 dan 80 persen kehidupan di bumi telah musnah.

Banyak orang berasumsi bahwa dinosaurus punah dengan sangat cepat setelah serangan asteroid. Namun, meskipun banyak sekali hewan yang mati pada saat terjadinya tabrakan dan beberapa minggu setelahnya—khususnya di dekat titik nol—kepunahan massal world memerlukan waktu cukup lama, dan hal ini berdampak lebih parah pada spesies tertentu dibandingkan spesies lainnya. Banyak mamalia kecil yang hidup di antara dinosaurus, misalnya, mampu bertahan hidup karena tinggal di liang dan bisa makan apa saja. Selain itu, spesies yang hidup di air tawar umumnya bernasib lebih baik dibandingkan spesies yang hidup di darat.

Banyak peneliti sekarang percaya bahwa peristiwa kepunahan massal Ok-Pg terjadi pada saat dunia berada dalam perubahan lingkungan dan kehidupan sedang mengalami kesulitan. Masa-masa sulit bagi dinosaurus: dunia mereka mulai mendingin, dan mereka menghadapi persaingan yang ketat karena berkurangnya persediaan makanan. Keanekaragaman ekologi menyusut seiring dengan punahnya spesies demi spesies.

Ahli paleontologi mengaku masih menyimpan banyak pertanyaan seputar peristiwa kepunahan Ok-Pg dan dampaknya terhadap dunia prasejarah. Mereka tidak tahu mengapa beberapa spesies mati dengan cepat sementara yang lain berhasil bertahan atau bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada ekosistem individu di seluruh dunia—terutama yang jauh dari dampak asteroid. Penelitian di wilayah seperti Amerika Barat, di mana batuan yang tersingkap memberikan bukti unik mengenai peristiwa mengerikan tersebut, suatu hari nanti mungkin bisa memberikan jawabannya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.