Sains & Teknologi

Apakah Musik Populer Benar-benar Menjadi Lebih Sederhana Sejak 1950?

Staf Dengan Catatan Musik

Analisis tangga lagu Billboard dari tahun 1950 hingga 2022 menunjukkan penurunan kompleksitas melodi, yang dipengaruhi oleh style baru dan teknologi digital, sementara kompleksitas musik secara keseluruhan mungkin tetap seimbang.

Penelitian terhadap lagu-lagu teratas Billboard dari tahun 1950-2022 menunjukkan adanya penurunan kompleksitas melodi, yang mungkin terkait dengan evolusi style dan kemajuan produksi musik digital, bahkan saat komponen musik lainnya mungkin tumbuh lebih kompleks.

Kompleksitas melodi lagu-lagu paling populer setiap tahun di Amerika Serikat — menurut tangga lagu singel akhir tahun Billboard — telah menurun sejak tahun 1950, sebuah studi yang diterbitkan pada tanggal 4 Juli di jurnal Laporan Ilmiah menyarankan.

Madeline Hamilton dan Marcus Pearce menganalisis melodi paling menonjol (biasanya melodi vokal) dari lagu-lagu yang mencapai lima posisi teratas di AS Papan iklan tangga lagu singel akhir tahun setiap tahun antara tahun 1950 dan 2022. Mereka menemukan bahwa kompleksitas irama lagu dan aransemen nada menurun selama periode ini seiring dengan peningkatan jumlah rata-rata nada yang dimainkan per detik.

Mereka juga mengidentifikasi dua penurunan signifikan dalam kompleksitas melodi yang terjadi pada tahun 1975 dan 2000, bersama dengan penurunan yang lebih kecil pada tahun 1996. Para peneliti berspekulasi bahwa perubahan melodi yang terjadi pada tahun 1975 dapat mewakili kebangkitan style seperti new wave, disko, dan stadium rock. Perubahan yang terjadi pada tahun 1996 dan 2000 dapat mewakili kebangkitan hip-hop atau adopsi stasiun kerja audio digital, yang memungkinkan pemutaran berulang loop audio, mereka menambahkan.

Dampak Pergeseran Teknologi dan Style pada Melodi

Para penulis mencatat bahwa meskipun kompleksitas melodi populer tampaknya telah menurun dalam beberapa dekade terakhir, hal ini tidak menunjukkan bahwa kompleksitas komponen musik lainnya — seperti kualitas atau kombinasi suara — juga telah menurun.

Mereka berspekulasi bahwa penurunan kompleksitas melodi dapat disebabkan oleh peningkatan kompleksitas elemen musik lainnya, seperti peningkatan jumlah rata-rata not yang dimainkan per detik, untuk mencegah musik terdengar berlebihan bagi pendengar. Selain itu, mereka mengusulkan bahwa perluasan ketersediaan instrumen digital dapat memungkinkan kompleksitas musik diekspresikan melalui kualitas suara, bukan melodi.

Temuan ini memberikan wawasan lebih jauh tentang evolusi musik populer selama 70 tahun terakhir.

Referensi: “Trajectories and revolutions in widespread melody based mostly on US charts from 1950 to 2023” oleh Madeline Hamilton, dan Marcus Pearce, 4 Juli 2024, Laporan Ilmiah.
Nomor Induk Kependudukan: 10.1038/s41598-024-64571-x

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.