Sains & Teknologi

Manfaat Evergreen dari Berkebun di Atap

Juga dikenal sebagai “atap hijau” atau “atap lanskap”, taman atap adalah taman yang dibudidayakan di atas sebuah bangunan. Dari taman kontainer sederhana di rumah-rumah datar hingga hamparan gedung pencakar langit kota yang mengesankan, taman atap memiliki sejarah yang termasyhur dan menawarkan ketenangan di bagian atas dengan segudang manfaat lingkungan.

Berkebun di atap rumah adalah praktik yang sudah berlangsung lintas benua dan berabad-abad. Meskipun para antropolog berpendapat bahwa atap rumput dan atap hidup telah ada sejak zaman prasejarah, taman atap paling awal yang pernah tercatat terletak di ziggurat bertingkat di Mesopotamia kuno. Taman ini merupakan oasis hijau di wilayah gurun yang kemungkinan besar bergantung pada sistem irigasi yang kompleks dan dilaporkan memiliki efek mendinginkan pada bangunan yang mendukungnya. Yang paling terkenal mungkin adalah Taman Gantung Babilonia yang terkenal, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Taman-taman ini, kemungkinan dibangun oleh Nebukadnezar II sekitar abad ke-6 SM, konon ditopang oleh teras-teras yang tingginya mencapai 75 kaki di atas tanah.

Pada waktu yang hampir bersamaan, masyarakat Mesir bertani di atap rumah untuk melindungi tanaman mereka dari banjir tahunan. Beberapa horti (taman kesenangan) Roma kuno dibangun di atas atap untuk mendinginkan dan efek dekoratifnya. Sisa-sisa taman tersebut ditemukan dalam penggalian Pompeii di jalan menuju Herculaneum, yang paling terpelihara adalah taman hiburan di atap kuil Dionysian.

Pada pertengahan abad ke-15 Paus Pius II meresmikan Palazzo Piccolomini di Italia, meremajakan tren taman atap dalam arsitektur Italia. Taman atap berakar di Perancis pada tahun 1920-an ketika Le Corbusier, pionir arsitektur trendy asal Swiss, meninjau kembali gagasan berkebun di atap dalam rencananya untuk mempercantik Paris. Pada tahun 1970-an, teknologi yang lebih andal telah mengkomersialkan taman atap di Jerman, dan akhirnya menyebar luas di Amerika Utara. Saat ini taman atap sangat populer di banyak wilayah perkotaan, dengan sejumlah gedung pencakar langit yang menggunakan atap hijau lestari. Dengan membangun (atau mengunjungi) taman atap, Anda ikut serta dalam sejarah panjang berkebun di atap.

Selain hubungannya dengan masa lalu, taman atap trendy memiliki dampak positif yang mengesankan terhadap lingkungan. Meningkatnya luas permukaan vegetasi, terutama di perkotaan, menurunkan suhu udara sekitar, memberikan isolasi alami, dan dapat mengurangi penggunaan energi bangunan. Taman di atap telah terbukti mengurangi efek “pulau panas” perkotaan, yang mana wilayah perkotaan mengalami suhu lebih tinggi dibandingkan wilayah terpencil karena bangunan dan jalan menyerap dan memancarkan kembali energi matahari lebih banyak dibandingkan lanskap alam. Di wilayah yang menerapkan taman atap secara luas, diperkirakan penggunaan sistem pendingin telah berkurang sekitar 75 persen. Mengingat sebagian besar listrik masih dihasilkan dari bahan bakar fosil di sebagian besar wilayah, berkurangnya konsumsi energi berarti bangunan dengan atap hijau memiliki lebih sedikit emisi gasoline rumah kaca. Taman atap juga mengurangi polutan udara penyebab kabut asap. Selain itu, kota-kota yang telah menerapkan sistem berkebun di atap bersubsidi atau wajib telah merasakan peningkatan pengelolaan air hujan; vegetasi yang tinggal di atap membantu menyerap dan memurnikan air hujan dan limpasan badai. Kebun di atap, terutama yang memiliki tanaman asli (yaitu tanaman yang berevolusi di wilayah tersebut), dapat menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi penyerbuk dan burung. Meskipun terletak di atas lanskap tetangga, taman atap dapat membantu menghubungkan habitat yang terfragmentasi dan memfasilitasi pergerakan materi genetik (serbuk sari) dari populasi yang tampaknya tidak terhubung. Anehnya, lebah dan penyerbuk lainnya terlihat mencari makan di atap hijau setinggi banyak gedung, sehingga gedung pencakar langit pun dapat membantu mendukung satwa liar.

Jika Anda memiliki akses ke atap yang mungkin cocok untuk taman, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi lingkungan dan zona tahan banting. Zona tahan banting adalah standar yang digunakan tukang kebun untuk menentukan tanaman mana yang dapat tumbuh subur di wilayah tertentu. Karena perubahan iklim antropogenik, zona tahan banting bergeser dengan cepat, dan perencana taman atap harus secara rutin memeriksa zona mereka agar tetap mendapat informasi tentang perubahan kondisi. Tanaman asli sering kali merupakan kandidat yang luar biasa untuk kesesuaian regional, meskipun wilayah jelajahnya juga berubah karena perubahan iklim.

Taman atap dapat berhasil dalam berbagai kondisi lingkungan. Mayoritas atap perkotaan memiliki kondisi sinar matahari penuh dan, mengingat ketinggian dan paparannya, seringkali mengalami suhu yang lebih tinggi dibandingkan tanah di bawahnya. Di daerah beriklim sedang, rosemary, aster, bunga matahari, dan spesies serupa dapat tumbuh subur di lingkungan ini. Atap yang teduh dapat menampung berbagai tanaman yang tahan terhadap kondisi teduh, seperti hydrangea dan dogwood. Banyak tanaman di atap yang lebih berangin dibandingkan lokasi taman lainnya, namun tanaman yang lebih pendek dan fleksibel seperti lavendel dan rumput hias termasuk di antara tanaman yang tumbuh subur di atap yang berangin. Kekeringan juga menjadi kekhawatiran utama bagi taman atap karena kondisi cerah dan berangin menghilangkan kelembapan dari tanah dangkal. Selain menyiram secara konsisten, para ahli merekomendasikan untuk menanam tanaman dengan perawatan rendah, seperti sukulen dan juniper, yang tahan terhadap kondisi kekeringan.

Taman atap dapat menimbulkan kesulitan bagi orang yang tidak berpengalaman dalam berkebun tradisional. Kebun-kebun ini terbukti sulit untuk disiram dan dikeringkan secara handbook dan mungkin memerlukan peralatan khusus. Selain itu, atap hijau mungkin terkena masalah asuransi dan, mengingat tambahan berat tanah dan vegetasi, sering kali mengalami pembatasan berat tergantung pada kekokohan atap. Namun, terlepas dari tantangan-tantangan ini, taman atap tetap populer karena keindahan dan dampaknya terhadap lingkungan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button